+44(0) 1234 567 890 info@domainname.com

Senin, 24 Maret 2014

Pengertian Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) Dalam Psikologi

15.11

Share it Please

Ini yang dimaksud dengan Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)


Kita tentunya pernah pergi ke luar kota atau kemanapun itu. Saat meninggalkan rumah, biasanya kita akan melakukan pengecekkan rumah sampai 2 kali seperti, apakah kompor yang dipakai tadi sudah dimatiin atau hal-hal semacamnya. 2 kali ini masih bisa dibilang tahap yang normal. Karena hanya untuk memastiin sekali lagi.

Akan tetapi, orang-orang dengan  Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) merasa ingin melakukan melakukan suatu hal secara berulang-ulang. Misalnya, "eh tadi kompor udah aku matiin gak yaa", lalu dia pergi mengecek. Ketika mau pergi, dia kembali terpikirkan, apakah kompor tadi udah dimatiin atau tidak. Sampai mungkin ketika dia sedang diperjalanan, hal tersebut kembali terpikirkan olehnya. 




Contoh lainnya seperti, takut akan kuman. Mau megang benda ini takut ada kuman, mau salaman dengan orang lain takut banyak kuman. Pikiran-pikiran seperti ini tentunya akan menganggu kehidupan sehari-hari penderita OCD.




PENGERTIAN DARI OBSESSIVE-COMPULSIVE DISORDER (OCD)


Obsesive Compulsive Disorder (OCD), merupakan sejenis gangguan kecemasan, yaitu penyakit yang berpotensi mengganggu serta memerangkap orang dalam siklus pikiran dan perilaku yang berulang. Orang dengan OCD ini terganggu oleh stres, ketakutan atau bayangan yang berulang (obsesi) yang tidak dapat mereka kendalikan. Kecemasan/kegelisahan yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran tersebut mengarahkan mereka pada kebutuhan mendesak untuk melakukan ritual atau rutinitas tertentu (compulsion). Ritual kompulsif ini dilakukan dalam upaya untuk mencegah pikiran obsesif atau membuat pikiran tersebut hilang. 



Meskipun ritual ini dapat mengurangi kecemasan untuk sementara, namun orang tersebut harus melakukan ritualnya lagi ketika pikiran obsesif datang kembali. Siklus OCD dapat menyita waktu yang sangat banyak dan secara signifikan mengganggu aktivitas normal. Penderita OCD mungkin menyadari bahwa pikiran tersebut adalah obsesi dan dorongan yang tidak masuk akal atau tidak realistis, tetapi mereka tidak mampu menghentikannya. (http://dokita.co/)



CIRI-CIRI PENDERITA OBSESSIVE-COMPULSIVE DISORDER (OCD)

Selalu mengulangi pikiran atau gambar tentang banyak hal yang berbeda, seperti takut kuman, kotoran, atau penyusup, tindak kekerasan, menyakiti orang yang dicintai, tindakan seksual, konflik dengan keyakinan agama, atau menjadi terlalu rapi. Melakukan ritual yang sama berulang seperti mencuci tangan, mengunci dan membuka pintu, menghitung, menjaga barang-barang yang tidak dibutuhkan, atau mengulangi langkah yang sama lagi dan lagi. Jika dia tidak melakukan suatu ritual, akan menimbulkan ketegangan baginya dan mengharuskan dia mengejerkan ritual tadi untuk mengurangi ketegangan dalam dirinya.


MENGAPA SESEORANG DAPAT TERKENA OBSESSIVE-COMPULSIVE DISORDER (OCD)??

Otak adalah struktur yang sangat kompleks. Otak berisi miliaran sel saraf yang disebut neuron dan harus berkomunikasi serta bekerja sama agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Neuron berkomunikasi melalui sinyal listrik. 

Mediator khusus, yang disebut dengan neurotransmiter, membantu memindahkan pesan-pesan listrik dari neuron ke neuron. Penelitian telah menemukan hubungan antara rendahnya kadar neurotransmitter , yang disebut serotonin, dengan terjadinya OCD. Selain itu, ada bukti bahwa ketidakseimbangan serotonin dapat diturunkan dari orang tua kepada anak-anak. Hal ini berarti OCD dapat diwariskan.

Daerah-daerah tertentu di otak dapat juga terpengaruh oleh ketidakseimbangan serotonin, yang memicu timbulnya OCD. Masalah ini tampaknya melibatkan jalur otak yang menghubungkan daerah otak yang berfungsi sebagai penilaian dan perencanaan, dengan daerah otak yang menerima pesan untuk gerakan tubuh.

Studi juga telah menemukan hubungan antara infeksi oleh bakteri Streptococcus dengan OCD. Infeksi ini, jika berulang dan tidak diobati, dapat menyebabkan timbulnya OCD dan gangguan lainnya pada anak-anak. 



Faktor lingkungan juga dapat berpengaruh terhadap OCD seperti siksaan, kematian orang dicintai, masalah dalam hubungan percintaan, dan sebagainya (http://dokita.co/)

Sekian artikel saya tentang

Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)


1 komentar: